Dalam perjalanan pulang kami dari liburan di rumah keluarga tantenya Duo Lynns di negeri Paman Sam, kami transit di Incheon lagi selama 23 jam. Karena hampir 1 hari, kami memutuskan untuk menginap di downtown untuk melihat Seoul di bulan Januari, sekaligus membeli oleh-oleh untuk keluarga di Jakarta. Kami mendarat di Incheon pukul 16.30. Saat kami mendarat, kami diberi tahu oleh pramugari bahwa suhu di Incheon cukup rendah. Kami pun menyiapkan perlengkapan musim dingin kami di tempat yang mudah terjangkau.
Kembali kami harus melewati imigrasi terlebih dahulu. Kali ini hampir semua petugas bagian imigrasi wajahnya ditekuk. Ternyata karena orang-orang sebelum kami bermasalah dan berteriak-teriak menghina petugas imigrasi. Mereka adalah turis dari Mainland, berdasarkan logat yang kami dengar, dan karena kesalnya, salah seorang petugas perempuan (masih muda) menjawab dalam bahasa Mandarin yang lancar. Dia meminta turis tadi untuk lebih sopan sedikit. Saat kami menunjukkan visa Paman Sam, bukti tiket untuk besok dan juga bukti penginapan, petugas yang ada langsung memberi cap di passport kami. Lalu kami dipersilakan untuk melalui bagian imigrasi.
Kali ini, karena kami transit tanpa mengeluarkan bagasi, kami langsung berjalan menuju transportation center untuk menaiki Arex. Since kami tidak membawa apapun, maka kami naik Arex all stop menuju stasiun Seoul. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul lima lebih dan langit mulai gelap. Saat di dalam Arex, oma berkata ternyata tidak sedingin yang dikatakan pramugari ya. Saya langsung menjawab kita memang tidak kedinginan di dalam kereta karena ada heater dan kursinya pun dihangatkan. Dan saat ada penumpang yang naik di stasiun pertama yang kami lewati, saya segera memberi tahu si oma. Penumpang ini menggunakan baju lengkap tertutup dari atas sampai kaki dan terlihat perlengkapan yang digunakannya tebal sekali. Lalu oma berkata berarti di luar dingin ya :D
Perjalanan dari Incheon menuju stasiun Seoul ditempuh dalam waktu 56 menit. Sesampainya di stasiun Seoul, karena sudah pernah lewat sini, kami segera berjalan menuju line 4. Kami menginap di hotel Oriental Myeongdong. Dengan demikian, tujuan kami adalah stasiun Myeongdong dan kami keluar dari exit 4. Walaupun Myeongdong adalah stasiun yang cukup banyak dikunjungi, rasanya saya tidak menjumpai eskalator ataupun lift di setiap exit di stasiun Myeongdong. Jadi kembali kami menaiki tangga. Saat menuju exit, di dalam underground-nya, banyak sekali barang-barang pernak-pernik yang dijual di Myeongdong. Harganya murah-murah loh. Jadi buat yang suka shopping, boleh mampir ke underground market-nya. Di perjalanan menuju hotel, kami mampir dulu ke CU (family mart) untuk membeli makanan buat oma. Oma tidak mau ikut jalan lagi, jadi kami membeli makanan Korea yang siap saji untuk oma. Setelah itu kami langsung menuju ke hotel.
Hotel New Oriental Myeongdong sebetulnya hotel lama yang baru direnovasi. Kalau menurut review yang saya baca sebelum membooking hotel, hotel ini dulu tidak begitu bagus. Banyak yang komplain saluran air dan pembuangan di hotel ini sangat tidak bagus. Tetapi setelah direnovasi, review untuk hotel ini langsung bagus. Apalagi saat kami membooking, lagi ada promo yang membuat biaya menginap jadi lebih murah. Dan di hotel ini ada kamar yang bisa menampung 3 orang dewasa (1 double bed dan 1 single bed). Jadi kami memutuskan untuk menginap di sini. Oya, dari hotel ini, kita dapat melihat Namsan Tower juga loh. Jadinya mintalah kamar yang menghadap ke N Seoul Tower. Hotel ini mempunyai rooftop garden yang view-nya menuju N Seoul Tower.
Setelah meletakkan barang-barang, memastikan oma aman dan nyaman di pada kamar, kami balik mengenakan perlengkapan & berjalan balik . Tujuan kami adalah membuat anak-anak menghabiskan saat buat berjalan-jalan (sehingga waktu balik ke hotel nanti sanggup pribadi tidur menggunakan pulas) sekaligus makan malam pada Yoogane Myeongdong. Saat terakhir kali kami mengunjungi Myeongdong, kami tidak sengaja melewati Yoogane yg belum tertulis di peta Myeongdong yg kami dapatkan. Posisinya lebih dekat dibandingkan Yoogane cabang utama yang berada pada dekat Myeongdong Kyoja. Kami berjalan menuju perempatan Shinsegae. Udaranya bukan main dingin, tetapi melihat dekorasi natal di depan Shinsegae menciptakan rasa dingin itu sedikit berkurang. Kami berjalan secepat mungkin menuju Yoogane. Adik yang kedinginan, & sudah mulai teler, tidak mau berjalan. Akhirnya aku menggendong dia sampai pada dekat Yoogane.
Yoogane ini terletak pada antara deretan toko-toko kosmetik pada jalan Myeongdong 8ga-gil. Lambang spesial Yoogane akan sebagai petunjuk yang gampang untuk menemukannya. Yoogane merupakan restoran dakgalbi yg populer dengan bokkeumbap atau nasi gorengnya. Dakgalbi merupakan ayam yg dipotong kecil-mini & ditumis menggunakan bumbu gochujang (pasta cabai merah). Ayam tersebut ditumis menggunakan Kolonel, bawang bombai dan daun bawang. Sebetulnya galbi merupakan rib atau iga yang direndam bumbu, tapi buat ayam ini nir terdapat iganya. Bahan-bahan lain yg biasa bisa dimasukkan dan dimasak bersama dakgalbi adalah nasi, tteokbokki, ubi, mie & sebagainya. Namanya gunakan gochujang, pastilah pedas. Bisa juga diberikan mozzarella cheese buat mengurangi rasa pedas. Atau pesan dakbulgogi, ayam yg dimasak menggunakan bumbu bulgogi. Kami pernah mencoba makan di Yoogane Citywalk Sudirman. Namun pelayanannya kurang memuaskan. Jadi penasaran buat mencoba di negeri asalnya.
![]() |
Tampang teler Duo Lynns menggunakan celemek Yoogane. |
Saat kami masuk ke dalam restorannya, sepanjang mata memandang rata-rata yang makan di situ adalah anak-anak muda yang baru pulang kerja. Kami dipersilakan untuk duduk dan diberikan menu. Kebijakannya adalah tidak boleh memesan satu menu untuk berdua. Jadi minimal dua porsi untuk minimal dua orang. Maksud hati ingin memesan bulgogi fried rice yang tidak pedas, tetapi papa salah menunjuk. Papa menunjuk dakgalbi fried rice yang pedas. Oya, di sini juga bisa ditambahi toping lainnya loh. Kami menambahkan combination dokboki (tulisannya begitu ya) dan mozzarella cheese. Combination dokboki berisi tiga macam dokboki, yaitu original, sweet potato, dan keju. Kalau di Indonesia hanya ada original saja. Selesai memesan, kami diminta membayar terlebih dahulu.
![]() |
Menu pada Yoogane. Sumber foto: theseoulguide.Com |
Ciri khas yoogane adalah pelayan di sana akan memasak di depan kita. Karena ada anak-anak, mereka memilih untuk memasak di meja sebelah kami. Sambil menunggu, kami mengambil berbagai macam banchan yang disediakan di corner khusus. Ada kuah kimchi dingin juga loh, kuahnya seperti kuah asinan bogor tetapi rasanya lebih soft. Banchan ini free refil, bisa diambil sepuasnya.
Setelah matang, pelayannya memindahkan pesanan kami ke meja kami. Barulah kami sadar bahwa kami salah memesan. Maka kami memesan kembali dakbulgogi fried rice. Jadi total yang kami pesan adalah 2 porsi dakgalbi fried rice (plus tambahan combination dokboki dan mozzarella) dan 2 porsi dakbulgogi fried rice. Bagaimanakah perbandingan rasanya dengan yang di Indonesia? Tentu saja yang di sini jauh lebih enak. Selain bahan tambahannya yang bermacam-macam, tersedia juga banchan yang free refill, plus udara dingin yang membuat makan jadi jauh lebih enak. Berhubung tidak habis, porsinya besar sekali, kami meminta pelayannya untuk membungkus sisanya.
Bagi yg mau mengunjungi Yoogane di Seoul, Yoogane tidak mengecewakan tersebar dimana-mana & merupakan alternatif favorit bagi para turis yang mencari kuliner halal. Cukup cari lambang misalnya di bawah, lalu masuk ke pada restorannya. Jangan lupa meminta menu dengan bahasa Inggris ya.
![]() |
Lambang Yoogane. Sumber foto: Yoogane.co.kr |
![]() |
Denah exit Hoehyeon Underground Shopping Center. Sumber: google. |
Tiba-datang si adik berkata bila dia mau ke toilet. Kami mencoba meminta saudara termuda buat menahan sampai kami tiba di hotel. Namun adik bilang tidak bisa tahan (menggunakan ekspresi panik). Beruntunglah di underground shopping center ada toilet. Saya telah males cita rasanya ke toilet umum, terbayang toilet di Indonesia yang biasanya kurang sedap dipandang. Namun, toilet pada sini higienis dan ada toilet spesifik anak-anak. Saya relatif terkagum-kagum melihat fasilitas untuk anak-anak pada sini. Setelah selesai, kami segera jalan & balik ke hotel.
Saat kami datang di kamar, oma telah bersiap-siap buat tidur. Saya mencoba melihat N Seoul Tower dari jendela, lampunya berwarna biru. Berdasarkan gosip yg pernah aku baca, rona lampu N Seoul Tower terdapat adalah loh. Kalau biru berarti udaranya lagi higienis. Berarti masyarakat disarankan berjalan-jalan. Tapi mengingat dingin & masih jetlag, kami menentukan untuk berada dibalik selimut. Anak-anak cepat sekali tertidur. Tujuan kami berhasil. Harapannya anak-anak akan terbangun jam 6 pagi. Kami pun segera merebahkan diri & tidur.
Kami terbangun lantaran abang & adik membangunkan kami. Dan ternyata....Baru jam 3 pagi. Yang merupakan, mereka jetlag. Mereka sibuk main ini itu, & cita rasanya kami pun jetlag. Kami pula eksklusif segar & lapar. Beruntunglah kami memiliki snack dan sisa kuliner semalam.
Sambil menunggu pagi, kami membereskan barang, ad interim Duo Lynns sibuk menggambar. Setelah itu, aku menggunakan perlengkapan buat pergi membeli sarapan. Rencananya, sarapan pagi ini adalah makan gimbap pada gimbap heaven. Oma pun pulang bersama aku ad interim papa & anak-anak menonton TV.
Gimbap (gim = kim = rumput laut, bap = nasi) merupakan makanan khas masyarakat Korea terdiri dari nasi dan bahan-bahan yang lain yang digulung dengan rumput laut. Dengan kata lain, gimbap mirip dengan sushi. Bedanya, kalau sushi nasinya diberi vinegar atau mirin, sedang nasi di gimbap diberi minyak wijen dan garam. Isi gimbap lebih sederhana dibanding sushi, dan lebih banyak sayurnya. Biasanya gimbap dimakan saat sedang pergi-pergi atau piknik. Saya sendiri suka membuat ini di rumah, sesuai request kakak, tetapi mencoba yang asli di negara asalnya tentuk lebih menarik.
Di Korea sendiri poly yg menjual gimbap. Salah satunya merupakan Gimbap Heaven (gimbap cheonguk). Restoran ini tersebar dimana-mana dan umumnya buka 24 jam. Yang dijual tentu saja bukan hanya gimbap, namun pula terdapat mie, nasi, sup, dan sebagainya. Dan bagi para backpackers, Gimbap Heaven adalah penolong mereka, karena kuliner yg dijual sangat murah. Saat kami masuk, ahjumma di situ menyambut dengan ramah & menaruh menu. Di menunya terdapat gambar & goresan pena dalam bahasa Inggris. Kami memesan gimbap dengan ham, gimbap kimchi, dan gimbap keju. Satu porsi relatif akbar dan harganya hanya 2.500 won. Di sana pun poly yg duduk dan memesan makanan. Masyarakat setempat cita rasanya. Selesai membeli, kami berjalan kembali ke hotel. Walaupun matahari belum terlihat, tetapi sudah poly orang yg bersiap-siap pergi ke kantor. Hampir seluruh yg berjalan membawa tentengan bekal buat sarapan.
![]() |
N Seoul Tower di pagi hari. |
Dari hotel kami, untuk menuju Namdaemun market tidaklah jauh. Dan kami pun berbekal peta Namdaemun market yang sudah saya simpan di handphone. Namdaemun market merupakan pasar terbesar di Korea dengan berbagai macam barang. Hampir semua barang ada di sini. Dari baju sampai makanan, perabotan rumah tangga, jam, kamera, dan sebagainya. Sistemnya semakin banyak kita membeli, semakin murah. Dan banyak yang bilang, berbelanja di dalam gedung (katanya gedung D), jauh lebih murah daripada berbelanja di abang-abang yang ada gang-gang. Di sini banyak ahjumma yang duduk dan menawarkan uang untuk ditukar. Katanya rate di sini bagus sekali, cuma ya sabar-sabar untuk menghadapi ahjumma yang suaranya besar dan agak galak.
![]() |
Peta Namdaemun market. Sumber foto cavinteo.blogspot.com |
![]() |
Denah di dalam Namdaemun Market. sumber foto:namdaemunmarket.co.kr |
Saat kami berjalan pada dalam underground, ternyata poly juga yang menjual suvenir yang cantik-indah. Suvenir di loka ini adalah suvenir handmade, yang sangat otentik, dan jua suvenir generik misalnya gantungan kunci, kipas, & sebagainya. Kami mencoba bertanya pada penjualnya. Dan harganya termasuk murah loh, dibanding menggunakan Myeongdong. Akhirnya kami membeli beberapa suvenir di toko ini. Penjualnya merupakan seorang ibu dan anaknya. Mereka sibuk memilih Duo Lynns sambil senyum-senyum. Saat kami mau bergerak, si ibu tersebut memberikan 2 gantungan handphone kepada Duo Lynns. Anak-anak tersenyum bahagia & berkata gamsahamnida.
Kami melanjutkan bepergian kami menuju stasiun Myeongdong. Exit yang terdekat merupakan exit dekat Uniqlo, yaitu exit 6. Saat kami melewati Uniqlo, di depannya ada poly kaos kaki yang lucu-lucu. Alhasil, kami membeli lagi kaos kaki ini buat anak-anak kecil.
Tujuan kami berikutnya adalah Lotte Mart lagi. Kali ini oma yang kepengen beli rumput laut dan cemilan-cemilan lainnya. Berhubung kami telah pernah mengunjunginya, maka perjalanan menuju Lotte tidak terlalu membingungkan. Walau demikian, jalan yang naik turun relatif menciptakan oma lelah.
Begitu kami hingga pada Lotte Mart, kami mencari locker buat meletakkan barang kami. Locker di situ gratis, dengan catatan nir lebih dari dua jam. Hal yang harus dilakukan merupakan pendaftaran melalui mesin yang disediakan, kemudian kita sanggup menentukan jenis locker yang diinginkan. Setelah itu locker yang kita inginkan akan terbuka. Tinggal masukkan barang kita & tutup kembali. Maka locker akan terkunci otomatis. Mudah bukan? Kami norak waktu menutup locker tersebut.
Belanjaan yang kami beli hampir sama seperti belanjaan kami yang kemarin. Masih seputar rumput laut, crackers tteokbokki, buckwheat tea (karena brown rice green tea sudah tidak ada promo), dan honey tong tong. Oma malah lebih seru lagi belanjanya. Selesai belanja kami memindahkan barang-barang tersebut ke dalam tas kami. Sementara papa mengklaim untuk tax refund, saya mengambil tas di locker. Setelah itu kami bergegas kembali ke stasiun Seoul untuk makan siang.
Stasiun Seoul merupakan stasiun yg sangat akbar & ramai. Hal ini lumrah lantaran stasiun ini adalah stasiun buat dalam kota dan luar kota. Karena itu, banyak juga outlet dan restoran-restoran. Kami menentukan makanan cepat saji. Di situ terdapat Lotteria dan McDonald. Posisinya saling berdampingan. Pilihan jatuh pada McDonald, lantaran Lotteria telah kami kunjungi sebelumnya.
Siang itu, McDonald penuh dengan orang, dan kami bersyukur masih tersisa loka buat kami. Padahal belum jam makan siang loh. Kami makan secepat mungkin. Saat kami makan, poly sekali tentara di lebih kurang kami. Melihat perawakan mereka, mereka seperti sedang mengikuti wajib militer. Sesudah merapikan meja dan membuang bekas makanan kami, kami segera bergerak.
Untuk menuju line khusus Arex, kami mengikuti petunjuk yang ada. Setelah kami duduk di dalam arex all stop, adik mulai tertidur. Oma dan papa juga tertidur. Saya berusaha untuk tidak tidur, takut kebablasan tidur. Kami memang jetlag. Jadi siang hari terasa begitu mengantuk. Tak berapa lama kemudian kami tiba di Incheon airport. Kami segera masuk ke bagian imigrasi dan kali ini kami sempat mengurus tax refund. Lumayan deh, setidaknya ada potongan. Hehehe.
Berakhirlah petualangan kami di negeri ginseng. Jauh di pada hati, pengen lagi deh main ke sana. Bahkan saat menulis kisah kami selama di Seoul, Duo Lynns bertanya kapan main ke sana lagi. Mereka menikmati jalan-jalan di Seoul. Kami berangan-angan kalau tiba lagi ingin cita rasanya meluangkan waktu minimal seminggu, izin puas jalan-jalannya. (Amin!!!)
Sekilas Informasi
Hotel New Oriental Myeongdong
Website: http://orientalmyeongdong.Com:4445/html/about/about_hotel.AspYoogane Myeongdong
Website: http://yoogane.co.kr/new/
Jam buka: 10.00 - 01.00 (cabang utama), 10.45 - 12.00 (cabang kedua)
Cara menuju ke sana:
- Stasiun Myeongdong exit 8, kemudian belok kiri & berjalan lurus sampai melihat lambang Yoogane.
Namdaemun Market
Website:http://www.namdaemunmarket.co.kr/english/
Jam buka: 22.30 - 16.00. (ada yang sampai malam lagi)
Note: Untuk cerita lebih lengkap mengenai liburan kami di Seoul, silakan kliklink berikutini.
No comments:
Post a Comment