Menjelajah Hong Kong Island: The Peak dan Trick Eye Museum

Hari ini merupakan hari Selasa, hari ketiga kami liburan di Hong Kong. Jadwal hari ini merupakan menjelajah Hong Kong Island, yaitu the Peak, Trick Eye Museum, naik ding-ding tram, & menjelajah Causeway Bay. Setelah itu di sore hari kami ingin makan dessert pada area Tsim Sha Tsui (karena kami harus menukar uang & planning menukar di Chungking Mansion) & mengunjungi Kowloon Park atau Nan Lian Garden. Tergantung kondisi peserta. Jadwal sudah disusun menggunakan sangat rapi, tinggal pelaksanaannya saja.

Seharusnya kami sudah harus keluar dari apartemen pukul 07.45 waktu setempat. Anak-anak sudah siap sedia menunggu untuk makan pagi. Tetapi seperti saya bilang, pergi bersama senior selalu penuh kejutan, jadi jadwal pagi selalu mundur dari yang direncanakan dan anak-anak pun telat untuk makan pagi. Maka kami baru keluar dari apartemen pukul 08.25. Rencana kami pagi ini makan pagi di Kam Wah Cafe yang terkenal dengan pineapple bun dan Hong Kong style egg tart. Kebetulan posisinya dekat dengan tempat kami menginap.

Sesampainya kami di sana, kami disambut dengan bahasa Kanton. Padahal menurut review yang saya baca di TripAdvisor banyak bule orang asing yang makan di sini. Si papa berkata karena dia tahu diantara kita ada yang bisa ngomong kanton, makanya dia pukul rata ngomong pakai bahasa kanton saja. Akhirnya bukan hanya pineapple bun dan egg tart yang kami pesan, kami juga memesan roti bakar dan mie rebus ala Hong Kong.

Pineapple bun, atau disebut juga bo lo bao (baca polo pao) yang artinya roti nanas, bukan berarti roti yang ada nanasnya, tetapi roti manis yang penampakannya seperti kulit nanas. Rasanya manis, kalau buat saya kebanyakan bisa mabok karena saya tidak begitu suka manis, dan atasnya garing-garing gitu. Anak-anak suka. Secara keseluruhan, makanan di sana termasuk ok rasanya. Tetapi sayang pelayannya kurang ramah, tipikal orang sana deh. Mungkin karena mau apa-apa serba cepat, jadi keramahan agak kurang.

Setelah itu kami menjuju stasiun MTR Prince Edward untuk naik MTR menuju central. Gampang kok, hanya naik MTR line Tsuen Wan hingga stasiun Central. Central merupakan ujung menurut line Tsuen Wan. Lalu kami mengambil exit J2 & berjalan menuju Peak Lower Tram terminus. Kami memang berencana untuk naik tram yg miring buat menuju the Peak. Lantaran waktu kami datang sedang bulan seni, maka poly pameran kesenian di dalam stasiun pada sepanjang jalan menuju exit J2.

Peta menuju The Peak Lower Tram Termius, courtesy of thepeak.Com.Hk

Perjalanan menuju tram terminal tidaklah jauh. Namun pada tengah jalan si opa sakit perut & mencari toilet. Akhirnya kami mencari gedung terdekat & bertanya kepada satpam gedung tersebut. Dan tak disangka saudara-saudara, satpamnya orang Indonesia yg telah usang kerja di Hong Kong & sudah punya PR (permanent residen) Hong Kong. Beliau orang Makasar orisinil (satu kampung menggunakan bapak Habibi jikalau berdasarkan pengakuan dia) yang mendapatkan istri waktu kerja di Hong Kong dan anak-anaknya telah besar dan tinggal pada Australia. Kami sempat bertanya, sambil menunggu oma opa oma ke toilet, apakah tidak kangen menggunakan Indonesia. Dia menjawab (dengan logat Makassar) jikalau telah biasa apa-apa teratur, saat balik ke Indonesia rasanya pusing. Bahkan dia seringkali jalan-jalan ke luar negeri dengan menerangkan PR Hong Kong agar nir repot buat visa (jika pasport Indo kan wajib pakai visa ke beberapa negara), apalagi tiket dari Hong Kong lebih murah. Untuk liburan ke Indonesia ok lah, akan tetapi untuk menetap cita rasanya tidak. Dan kami menjawab: Oooo.

Setelah para senior tiba, kami berpamitan & melanjutkan perjalanan. Jaraknya sih nir jauh, namun jalannya menanjak. Jadi pelan-pelan saja, apalagi bila bawa anak-anak & senior. Melihat keadaan oma opa oma (plus saat yg molor berdasarkan planning awal), kami menetapkan tidak jadi ke Nan Lian Garden. Takut mereka kecapekan. Sampai pada tram terminal, kami memanfaatkan octopus card kami supaya tidak usah mengantri membeli tiket tram. Tiket tram sekali jalan merupakan 28 HKD, & 40 HKD untuk pp. Oya, jam bukanya menurut jam 07.00 hingga 24.00. Bersyukurnya kami pagi itu antrian tidak panjang dan kami eksklusif naik ke pada tram.

Atas: Tanda kalau kita sudah hingga di The Peak tram.

Bawah: Tram yang akan beroperasi sekarang. The Peak Tram ini sudah ada sejak tahun 1888. Memang awalnya digunakan sebagai alat transportasi menuju the Peak. Sekarang sih lebih untuk turis. Biasanya kapan pun dan jam berapa pun pasti antri, tetapi pagi ini antriannya cukup baik hati. Karena cuaca di luar cukup berkabut, anak-anak sibuk bernyanyi foggy day chasing the sun away, dengan suara kecil, sementara saya menikmati pemandangan sambil mendengarkan orang di belakang saya berbicara bahasa Indonesia. Dari dalam tram pemandangan terlihat miring, tetapi sebetulnya kita dan tram yang miring. Hmm....jadi mendapatkan pencerahan. Sering kali kita merasa sekeliling kita yang 'miring', tapi mungkin kita dan lingkungan kita yang miring. Jadi sebelum berkoar-koar, kudu introspeksi diri dulu.

Kiri: Ilusi mata yang dialami waktu naik tram. Kanan: Tram yg pertama kali digunakan.

Akhir dari pemberhentian tram ini adalah The Peak Upper Tram Terminus atau The Peak Tower. Di The Peak Tower ini terdapat The Peak Market. The Peak Market menjual suvenir-suvenir khas Hong Kong. Lalu ada juga Madamme Thussaud yang terkenal dengan patung lilinnya. Banyak yang menuju ke sini. Kami hanya numpang foto dengan Bruce Lee di bagian depan. Di lantai atas terdapat restoran-restoran yang makannya pun bisa sambil menikmati pemandangan dari atas. Saya sempat menikmati makan di sana saat saya baru lulus kuliah, dan memang pemandangannya bagus. Bagi yang suka bermain dengan kamera, pasti tidak akan melewatkan kesempatan untuk pergi ke bagian paling atas, Sky Terrace. Pemandangan dari Sky Terrace sangat bagus, apalagi senja dan malam hari di saat lampu-lampu sudah menyala. Untuk kunjungan kali ini kami menghilangkan kunjungan ke Sky Terrace, menunggu anak-anak lebih besar, tetapi ternyata itu pilihan yang tepat karena cuaca hari ini sangat berkabut alias foggy day.

Kami menyeberang menuju the Peak Galleria untuk mengunjungi Trick Eye Museum. Musium ini terletak di lantai 3, satu lantai dengan observation deck. Karena kami sudah membeli tiketnya lewat klook, maka kami tinggal  menunjukkan voucher kami. Petugas memeriksanya setelah itu kami masuk.

Trick Eye Museum ini merupakan cabang dari Trick Eye yang ada di Korea. Anak-anak, oma-oma, semangat lari sana lari sini untuk berfoto. Dan memang bagus sekali loh tempat ini. Recommended bagi semua umur. Memang tidak luas, tetapi bagi kami cukup memadai untuk semua gaya.

Trick Eye Museum, area Secret Garden, Great Adventures, World of Masterpiece, Neverland, dan HK Discoveries.

Area foto dibagi menjadi 5 area, yaitu secret garden, world of masterpieces, great adventures, neverland, HK discoveries. Di area secret garden, tempatnya kita dapat berfoto manis-manis. Kita bisa duduk diatas bunga, dekat air terjun, pakai sayap, manis deh pokoknya. Sedang di area world of masterpiece, kita menggunakan imajinasi kita untuk menjadi ballerina, naik ayam, bergelantungan di antara kawah, dan sejenisnya. Bagi yang takut dengan sesuatu yang menantang, boleh mencoba great adventures. Kita bisa mencoba terjun payung, balapan motor, melayang di atas kursi, dan sebagainya. Jadi kesannya kita berani. Hehehe. Neverland bertemakan tentang kisah klasik dan hal yang mustahil bin mustajab seperti senam upside down, mencium pangeran kodok, dikejar hiu, dan sebagainya. HK discoveries menampilkan lukisan-lukisan dengan tema HK, seperti big budha, gedung pencakar langit HK, berfoto dengan kapal khas HK. Secara keseluruhan, semuanya hanya lukisan, tetapi dengan sudut yang tepat, hasilnya bisa mantap.

Trick Eye Museum, area Neverland & Great Adventures.

Karena tempatnya kecil dan sudah hampir jam makan siang, maka kami segera keluar dan turun. Sebelumnya demi memuaskan keinginan Duo Lynns melihat pemandangan dengan teropong, kami mampir di observation deck yang satu lantai dengan Trick Eye. Observation deck ada dua sisi, sisi yang melihat pemandangan kota dan sisi yang melihat laut. Kami hanya pergi ke sisi yang melihat laut, karena yang melihat kota berada di sisi lainnya dari mall ini. Tujuan kami berikutnya adalah turun ke lantai paling bawah.

Tante dari si papa merekomendasikan untuk makan di Tsui Wah yang berada di gedung ini. Tsui Wah juga merupakan HK style fast food, tetapi harganya diatas Cafe de Coral, MX Maxim, ataupun Fairwood. Sayangnya pelayannya kurang ramah. Yang kami suka adalah nasi goreng yang chow, banyak sekali udangnya dan besar-besar. Setelah makan, dan karena opa terlihat kurang enak badan, maka oma opa oma kembali ke apartemen untuk istirahat siang. Tentunya sudah dibekali dengan peta dadakan. Sebelumnya kami menyempatkan diri berfoto dengan trem hijau tempat pusat informasi. Di bagian dalam tram terdapat petugas dan brosur-brosur. Petugasnya ramah loh.

Kami berjalan menuju stasiun Central buat mengantarkan para senior. Perjalanan menuju stasiun Central lebih gampang lantaran jalanannya turun. Setelah mengantar mereka hingga masuk ke bagian penumpang, kami kembali keluar melalui exit J dan melanjutkan perjalanan kami ke Causeway Bay.

Ada om yang sedang latihan Tai Chi pada area exit J2.

Note: Untuk cerita lebih lengkap mengenai liburan kami bersama anak-anak di Hong Kong dan Macau, silakan kliklink ini

Next: Menjelajah Hong Kong Island: Causeway Bay

The Peak.

Jam operasional untuk tram: 07.00 - 24.00

Jam operasional Sky Terrace 10.00 - 23.00 (Senin - Jumat), 08.00 - 23.00 (Hari Libur)

www.Thepeak.Com.Hk

Trick Eye Museum

Level tiga, The Peak Galleria

Jam operasional : 10.00 - 22.00

Tiket Masuk (harga resmi dari website):

12 - 64 tahun: 150 HKD

3 - 11 tahun: 100 HKD

>65 tahun: 100 HKD

www.Trickeye.Com/hongkong/main_test/

No comments:

Post a Comment

Featured Post

Benteng dan Istana Rajasthan yang Menakjubkan

Rajasthan "Pemandangan Rajasthan dihiasi dengan sejumlah benteng, benteng, benteng, istana dan benteng yang berbicara tentang se...