![]() |
Venetian Macau |
Sehingga ketika kami menciptakan jadwal, kami menetapkan buat berjalan ke Sintra hotel & naik dari situ. Peta menuju Sintra hotel pun sudah disimpan pada handphone.
![]() |
Peta dari Senado Square menuju Sintra Hotel |
Kami berjalan pelan-pelan dan hujan tambah semangat turunnya. Masih ingat cerita saya tentang kantor pos tua yang masih beroperasi hingga sekarang sehingga banyak turis yang rela antri di depannya? Ternyata hujan tidak menyurutkan semangat mereka, bahkan mereka tetap antri dengan memakai payung. Kami tetap berjalan dan akhirnya menepi di pinggir salah satu bangunan tua dekat perempatan besar bersama banyak orang. Hujan sudah berkurang dan kami akan melanjutkan perjalanan. Kami menyeberang dan tidak jauh dari perempatan besar tersebut, tiba-tiba rasanya hati saya menyuruh untuk melihat ke kanan. Saat saya melihat ke kanan, saya melihat tulisan besar Sintra Hotel (padahal pas jalan pergi dengan rute yang sama kami tidak ada yang melihat). Di dekatnya, depan toko kosmetik Korea, terdapat bis City of Dream. Kami segera menyeberang jalan menuju bis tersebut. Bis ini baru sampai dan sedang menurunkan penumpang. Saya bertanya kepada petugas yang ada apakah ini bis menuju City of Dream. Dan dia berkata, iya. Kami masuk, dan mencari tempat duduk. God is so good. Terhadap hal kecil seperti shuttle bus pun Tuhan campur tangan. Dalam hitungan lima menit, bis pun berjalan.
Untuk menuju City of Dream yang terletak di Cotai, kita akan menyeberangi jembatan Macau Taipa yang cukup panjang. Perjalanan menuju jembatan ini sangat berkabut. Samar-samar terlihat Macau Tower yang menjulang tinggi. Bagi turis yang suka dengan aktifitas yang memicu adrenalin seperti bungee jumping, kalian dapat mengunjungi Macau Tower dan mencoba bungee jumping. Tentunya harganya tidak murah, tetapi banyak yang bilang sangat patut dicoba. Kakak mulai tertidur dan sekeliling saya juga mulai tertidur.
Perjalanan menuju City of Dream menempuh waktu kurang lebih 20 mnt. City of Dream merupakan kompleks di area Cotai Strip yang terdiri dari 3 hotel (Crown Hotel, Hard Rock Hotel, dan Grand Hyatt Hotel), kasino, sentra perbelanjaan dan teater. Pertunjukkan yang sangat terkenal pada sini adalah The House of Dancing Water. Jika memang menginap di Macau, dan terdapat budget, show ini layak untuk ditonton. Cotai strip sendiri merupakan area reklamasi.
Kami turun dan bertanya kepada mas koko petugas di sana bagaimana menuju Venetian. Koko tersebut mengatakan kami tinggal menyeberang saja dan saat mereka menunjuk ke seberang kami baru sadar di seberang adalah Venetian. Kakak yang baru bangun sudah mulai bersemangat lagi. Oma opa oma pun bersemangat berjalan menuju Venetian. Kami berjalan melintasi Hard Rock Hotel, menuju jalan raya. Berbeda dengan jalanan di daerah Peninsula yang berpola gelombang seperti di Eropa, jalanan di sini hanya jalanan aspal. Dan di sekitar tempat ini adalah hotel-hotel besar dan megah.
![]() |
Cotai strip menurut Hard Rock Cafe, penuh menggunakan kabut. |
Setelah menyeberang jalan, kami sampai jua pada depan Venetian Macau. Saya kira, Venetian Macau itu bentuknya seperti hotel yg gabung dengan mall. Jadi hanya bangunan saja. Ternyata Venetian itu adalah resort di area Cotai strip yg begitu besar , integrasi dari hotel, kasino, & pusat perbelanjaan. Kompleks ini dibentuk menyerupai kota kanal Venesia pada Itali. Saya terkagum-kagum melihat bagian depannya. Tetap bagus buat difoto walaupun sangat berkabut.
![]() |
Berpose di jembatan di depan hotel. |
Area Venetian Macau dibuat dengan konsep semua ada pada sini dan buat semua umur. Yang mau main ke kasino, silakan. Yang nir suka kasino, bisa berkeliling mengelilingi pusat perbelanjaan di sini, namun ya jika belanja pada sini itu harganya rada ngegaplok alias mahal. Venetian Macau merupakan saudara dari Venetian yg di Las Vegas. Bagi poly orang, Venetian identik dengan kasino yang wah. Kalau kami, kami tertarik buat melihat gondola dan mendengarkan biduan dan biduanita bernyanyi. Sembari berjalan, saya merasa seperti orang desa tiba ke kota. Anak-anak juga bersemangat melihat kanal dan gondola.
![]() |
Kakak ketika teler, permanen mau berfoto pada depan resepsionis hotel. |
Kami berjalan menuju lantai tiga. Target kami adalah early tea time (early banget) di The Lord Stow's Bakery sambil melihat gondola dan penyanyinya. Suasana berkabut di luar pun sirna dan berganti dengan awan yang cerah di atap mall ini. Anak-anak bertanya siapa yang menggambar langit-langit diatas. Pertanyaan bagus. Saya juga tidak tahu.
![]() |
Birunya langit di salah satu sisi mall. |
![]() |
Cerahnya langit di dalam mall. |
Mengunjungi Venetian umumnya orang-orang akan berpikir mengenai gondola. Memang di kota kanal Venesia, gondola adalah alat transportasi utama. Di Venetian Macau ini pun gondola adalah keliru satu atraksi utamanya. Pendayung gondola pun merupakan orang-orang yg bisa menyanyi menggunakan merdu, ditambah lagi dengan rapikan ruang yg mendukung sebagai akibatnya bunyi mereka terdengar lebih merdu. Gondola mulai beroperasi dalam pukul 11.00 - 22.00 buat gondola pada daerah Grand Canal & Marco Polo, dan beroperasi pada pukul 11.00 - 19.00 di San Luca. Harga tiketnya pun tidak mengecewakan. Tiket untuk orang dewasa adalah 128 MOP buat sekali naik. Sedangkan buat anak-anak 98 MOP per sekali naik. Jadi satu gondola itu bukan sendirian loh, akan tetapi rame-rame. Apabila kita ingin menikmati gondola ini secara privat, serasa global milik berdua, maka dapat pula menyewa per gondola dengan harga 512 MOP. Apabila pasangan yg naik, mungkin naik berdua akan lebih romantis. Kalau buat kami, kami relatif puas mendengarkan suara biduan & biduanita yg merdu sembari memandang gondola :D
![]() |
Kanal dan transportasi utamanya, gondola. |
The Lord Stow didirikan oleh Andrew Stow, orang Inggris, dan istrinya Margaret Wong pada 15 September 1989. Egg tart ini sangat terkenal bahkan sampai membuka cabang di Hong Kong, Taiwan, Jepang, dan Filipina. Dan seperti kisah ayam nyonya Suharti, Andrew dan Margaret berpisah. Margaret membuka bakery dan menjual egg tart di daerah Peninsula dan diberi nama Margaret de Nata. Karena sumbernya sama, maka pasti egg tart di sini enak juga. Kami memilih untuk mencoba The Lord Stow karena sekalian ke Venetian. Antriannya cukup panjang, dan bangku yang tersedia tidaklah banyak. Bersyukur ada seorang ibu yang rela menawarkan bangkunya kepada kami dan dia pindah ke bangku yang untuk indivual customer.
![]() |
The Lord Stow's Bakery dan egg tartnya yang terkenal. |
![]() |
Melihat gondola dan penyanyinya di depan The Lord Stow's Bakery |
Sumber foto: thelordstow.Com
Saya menilik suhu abang, ternyata sebagai 38 celcius. Saya menaruh tempra. Bukan apa-apa, kakak aku yang pernah tinggal pada sini pernah mengatakan semenjak kasus SARS, orang HK paling takut dengar istilah demam. Sehingga pemeriksaan suhu tubuh ada di bandara dan loka imigrasi lainnya. Daripada nir sanggup masuk HK karena panas dan dikarantina, maka aku beri obat dahulu. Apalagi tempra yang kandungannya parasetamol ini cepat menurunkan panas, jadi asa aku saat hingga pada Hong Kong panasnya sudah hilang.
Setelah selesai, kami memutuskan untuk kembali ke Hong Kong. Kami berjalan menuju tempat shuttle bus (jangan lupa tanya dengan petugas jika membawa anak) dan memilih untuk naik bis yang menuju Taipa Ferry Terminal. Dalam waktu kurang lebih 10 menit kami sudah tiba di terminal. Adik saat itu sudah tertidur dengan nyenyaknya. Kami membeli tiket ferry terlebih dahulu. Kali ini kami menggunakan Cotai Jet, yang memang jadwalnya lebih banyak kalau dari Taipa. Saat mengantri imigrasi, saya melihat pengumuman karena kondisi cuaca yang kurang baik, maka pemberangkatan ferry ditunda sampai pukul 15.30. Saya langsung berpikir kalau tadi kami memutuskan langsung kembali ke Hong Kong tadi siang, mungkin kami harus menunggu di terminal Maritimo selama berjam-jam. Tuhan mengatur perjalanan kami semuanya tepat pada waktuNya.
Akhirnya diumumkan bahwa ferry menuju Hong Kong akan diberangkatkan. Maka kami berjalan menuju ferry. Berbeda dengan terminal Maritimo, jarak dari tempat tunggu ke ferry di terminal Taipa lumayan jauh. Kerasa loh sambil menggendong adik yang sedang tidur. Setelah masuk ferry, saya meletakkan adik di kursi dan memakaikan seatbelt, adik tetap tertidur. Teler berat rupanya. Tak lama semua tertidur.
Staf pada Cotai Jet masih belia-muda & Selama pada perjalanan, mereka memutarkan acara yg menampilkan loka-tempat wisata di Macau & hotel the Sands. Lumayan buat mengenal kebudayaan Macau. Untunglah ketika kami pergi, ombaknya nir sekencang waktu kami pergi. Tak usang kami melihat gedung-gedung pencakar langit dan lampu-lampu. Berarti kami semakin mendekati Hong Kong Island. Saya melihat jam, tepat 1 jam buat bepergian pulangnya. Anak-anak pun bangun dan eksklusif berkicau. Kakak sudah berkurang panasnya.
Di bagian imigrasi, setelah pemeriksaan passport, ada petugas yang membawa tembakan termomoter infra red. Saya dan papa pandang-padangan. Saat petugas memeriksa suhu tubuh kakak, yang cara penggunaannya seperti tembakan, untunglah termometer berbunyi biasa, tidak ada indikasi demam. Thanks to tempra. Andai tadi tidak diberi tempra, mungkin kami harus memberi penjelasan dari a sampai z tentang kakak.
Lantaran selama pada Hong Kong kami belum menikmati dimsum, maka kami menetapkan buat makan dimsum pada Dimdimsum dimsum Mong Kok, supaya lebih dekat. Bagaimana cara menuju Dimdimsum dimsum? Dari stasiun Mong Kok, keluarlah melalui exit D2, berjalan 1 block lalu belok ke jalan Tung Choi. Carilah di sebelah kanan jalan, Dimdimsum dimsum. Alamat lengkapnya 112 Tung Choi St. Tempatnya tidak akbar, tetapi penggemarnya banyak. Untungnya ketika kami datang, masih tersisa tiga meja kosong.
![]() |
Peta menuju Dimdimsum dimsum , 112 Tung Choi Street |
![]() |
Kiri atas searah jarum jam: siumai, hargau, chong fan udang, terong saos teriyaki, egg custard bun (piggy custard bun). Sumber: dimdimsum.com.hk |
Note: Untuk cerita lebih lengkap mengenai liburan kami bersama anak-anak di Hong Kong dan Macau, silakan kliklink ini
No comments:
Post a Comment