![]() |
Setelah kami beristirahat diCemara, melepaskan lelah dari perjalanan kami, kami berencana untuk berjalan-jalan sore ini. Kali ini hanya kami berempat, karena oma mau nonton film India kesukaannya malas panas-panasan di jalan katanya. Tujuan kami sore ini adalah Museum Angkut, tempat yang sudah dikenal semua orang. Berhubung baru buka jam 12 dan area yang serunya itu outdoor, maka kami memilih mengunjungi di sore hari. Bagaimana cara menuju ke sana?
Karena bingung dengan transportasi umum di sini, maka andalan kami merupakan taksi. Sistem taksi pada sini memang relatif unik. Taksi pada sini hanya melayani 4 orang dewasa pada dalam taksi. Lebih menurut 4 orang, harus cari taksi lain atau terkadang supirnya mengizinkan buat naik tetapi minta tambahan. Atau pas lagi memesan, mintalah armada avanza. Harganya sama saja dengan yang armada sedan. Selain itu, tarif minimum di sini merupakan Rp 30.000,00. Berbeda menggunakan Jakarta, tarif minimum buat taksi di Malang juga berlaku bagi taksi yg dipanggil secara langsung. Jadi mau argonya 10 ribu pun, bayarnya wajib 30 ribu. Namun apabila dibandingkan dengan carter mobil, ya lebih lezat naik taksi.
Oleh ibu Liz kami disarankan naik taksi Citra. Dan memang sebelumnya sempat googling dan baca-baca, banyak yang menyarankan taksi Citra walaupun ada juga supirnya yang nakal. Kami pun kena dikerjai supir. Saat membayar, supir minta Rp 35.000,00. Alasannya tarif minimal yang 30 ribu adalah untuk daerah Malang, bukan Batu. Padahal pas pulang kami hanya membayar 30 ribu.Yah...pengalaman memang guru yang berharga. Anggap saja selisih 5 ribu itu harga untuk pembelajaran (sambil mencoba mengingat muka supir yang menipu kami =D ).
Museum Angkut merupakan museum yang berisi berbagai macam alat yang dapat digunakan mengangkut. Museum yang diresmikan pada 9 Maret 2014 ini merupakan museum pertama di Indonesia dan Asia yang mengusung tema transportasi dan memadukannya secara unik. Karena letaknya di lereng gunung Panderman, maka udaranya sejuk dan membuat kita tidak merasa lelah walaupun kita melihat lebih dari 300 alat angkut dari yang tradisional sampai yang modern, dari yang tidak bermesin sampai yang bermesin. Alat angkut ini ada yang terletak di dalam gedung dan juga ada yang di luar gedung. Dengan membaginya berdasarkan zona-zona yang ada, kita seakan diajak untuk bertamasya berkeliling dunia, tanpa rasa jetlag tentunya.
![]() |
Peta Museum Angkut |
1. Main Hall
Main Hall merupakan area indoor yg terdiri dari 4 lantai. Di lantai pertama masih ada poly kendaraan beroda empat, motor, sepeda, & kereta menurut zaman dahulu kala. Di sini, kita nir bisa menaiki tunggangan-kendaraan ini. Namun kita boleh berfoto pada depannya.
![]() |
Disambut sang Bumble Bee. Ada sofa misalnya mobil jua loh |
![]() |
Jangan dinaiki yaa.... |
![]() |
Dari sepeda biasa sampai sepeda antik. Kereta kencananya tidak boleh dinaiki pula. |
Merpati postak pernah ingkar janji juga termasuk alat angkut pesan singkat.
Sedang di lantai ke 2 terdapat indera-alat angkut yg nir memakai mesin seperti angkong (ricksaw), andong, becak, mesin uap, mesin diesel, sepeda dan jua kapal. Nah, bila tidak ada goresan pena dimohon tidak duduk di sini, berarti kita dapat berfoto di becak tadi.
![]() |
Believe it or not. Tulisan ini terdapat pada pada satu gerobak. |
Yang atas di bagian dudukan, yang di bawah di dalam gerobak. Apakah artinya? Dari lantai dua ini, kita dapat menaiki tangga ke tempat yang berbentuk roket, alat angkut menuju bulan. Dari tempat ini pemandangan
![]() |
Searah Jarum jam: angkong (ricksaw), cikar lombok, dan cidomo. |
![]() |
Area buat anak-anak menambah fakta |
![]() |
Kapal-kapal yg pernah melegenda & berjaya. |
Coba tebak, kapal mana yang ada Rose dan Jack?
Di lantai ketiga, area terbuka, terletak tempat mainan roda yang besar dan juga beberapa helicopter. Untuk main di sini, kita harus membayar secara terpisah. Incaran kami adalah Runway 27 yang berada di lantai keempat. Runway 27 merupakan tempat dimana kita dapat mencoba menjadi pilot, masuk ke ruang kokpit, masuk ke pesawat kepresidenan dan menjadi keluarga presiden selama beberapa menit. Untuk masuk ke Runway 27, setiap pengunjung dikenai biaya tambahan sebesar 10 ribu.
![]() |
Pilot dan co-pilot :) |
![]() |
Suasana di sana semakin berkabut dan dingin. |
Tujuan kami berikutnya adalah mencoba pesawat kepresidenan. Sayangnya masih ada antrian. Kami merogoh angka buat giliran berikutnya. Sambil menunggu, kami makan snack di kafetaria yg berada di lantai ini. Kafetaria ini relatif unik. Disain kafe ini misalnya pesawat dan pelayannya mengenakan baju seperti pramugari. Harga makanannya pun termasuk murah bagi tempat wisata, apalagi bila dibandingkan menggunakan Jakarta. Saat makan, muncullah serombongan bunda-bunda berseragam, entah pegawai negeri ataupun ibu-ibu PKK. Mereka ngotot mau masuk duluan ke pesawat kepresidenan lantaran mau pergi. Bahkan mereka bilang kami hanya numpang lewat, asal sanggup lihat. Si papa pribadi mengungkapkan niscaya di pada mereka akan bilang mau foto sebentar =D
![]() |
Suasana kafetaria |
![]() |
Isi pesawat kepresidenan |
dua. Jakarta (Pecinan, Batavia, Gudang Batavia)
Hari semakin sore & sehabis puas berfoto di pesawat kepresidenan, pramugarinya menawarkan & mengarahkan gaya buat berfoto bersama, kami segera turun ke bawah lagi buat menuju area outdoor.
![]() |
Pecinan pada sore hari |
![]() |
Uang ternyata termasuk alat angkut juga |
Area outdoor yg pertama mengusung konsep Jakarta dalam zona Pecinan, Batavia, dan Gudang Batavia. Di zona Pecinan, suasana outdoor disulap misalnya kawasan Kota Tua di masa lampau. Setiap sudut begitu latif dan susah buat nir berpose di sana. Bahkan terdapat sepasang kekasih & temannya yg membawa kamera akbar, yang sibuk foto pada sana-sini. Sepertinya dunia hanya milik mereka bertiga, sebagai akibatnya anak-anak membatalkan foto pada beberapa tempat yg dimonopoli mereka.
![]() |
Berbagai tunggangan yg ada di daerah Pecinan |
Belok sedikit dari zona Pecinan, kita masuk ke zona Batavia menggunakan tema pelabuhan Sunda Kelapa. Gambar & kendaraan yang terdapat membuat kita seakan berada di pelabuhan, bahkan lengkap menggunakan warung Pojok. Di sini kami baru mengetahui bahwa becak ternyata asal menurut bahasa hokian be chia yang ialah kereta kuda. Kami juga baru mengetahui perbedaan cikar dan delman. Cikar ditarik oleh sapi, sedangkan delman atau andong ditarik oleh kuda.
![]() |
Zona Batavia |
Di samping warung Pojok masih ada gudang besar yang berisi kendaraan beroda empat, motor, dan vespa tua. Betul-benar seperti gudang. Ada beberapa drum atau kaleng akbar yg bisa digunakan untuk duduk dan beristirahat. Lumayan, anak-anak dapat beristirahat sejenak.
![]() |
Zona Gudang Batavia |
3. Gangster Town/ New York City
Setelah mengitari gudang, kita akan tiba di Amerika, tepatnya New York. Diawali dengan wilayah yg penuh dengan gangster, the Bronx, kita seakan masuk ke kota yang berbeda. Dari loka penuh gangster ini, lengkap dengan penjara, kita akan memasuki daerah Manhattan yg terkenal menggunakan pertunjukkan musikal pada Broadway, kesukaannya papa. Ada Le Miserables, Phantom of the Opera, & sebagainya. Suasana senja menciptakan kota ini terlihat menarik.
![]() |
Gangster Town |
4. Eropa
Zona ini membawa kita melihat kendaraan-kendaraan protesis Eropa lengkap dengan negara-negara populer pada Eropa misalnya Perancis, Italia, Jerman & Inggris. Yang aku cukup salut adalah pihak pengelola menyediakan loka buat mengisi pulang batre handphone. Dan kali ini kami bertemu menggunakan sekumpulan mak -mak dan bapak-bapak. Herannya ya, jika bertemu kelompok, mereka maunya menang sendiri. Tiba-datang kata antri itu nir terdapat di kamus mereka. Terpaksa kami mencari spot lain buat berfoto.
![]() |
Zona Eropa, lengkap dengan platform Harry Potter dan charging station. |
Lima. Buckingham Palace
Kami pun berjalan menuju istana Ratu Elizabeth. Di istana ini masih ada playground buat anak-anak dan pula kereta yang dapat dinaiki sang pengunjung secara perdeo. Lumayan untuk menghibur Duo Lynns yang masih kesal lantaran setiap foto diganggu oleh kelompok-kelompok tersebut.
![]() |
Yuk, sowan dulu menggunakan Ratu. |
6. Amerika (Las Vegas dan Hollywood)
Setelah menjelajah Eropa & sebagai tamu kehormatan pada Buckingham Palace, kami masuk balik ke benua Amerika. Kalau tersebut kita menjelajah New York yg berada pada East Coast, kini kita masuk ke West Coast menggunakan Las Vegas dan Hollywood sebagai perwakilannya. Hari yg semakin malam menciptakan kami semakin cepat melihat-lihat sekeliling kami. Bukan apa-apa, perut telah mulai bernyanyi.
![]() |
Mobil Batman, limousine pun sebagai alat angkut. |
Selesai melihat-lihat Hollywood, kami pun keluar dari Museum Angkut. Yang uniknya, buat keluar, dari zona ini kita pulang ke Jakarta & keluar menggunakan naik spoor alias kereta. Jalan pada keretanya pun dirancang misalnya ketika kita berjalan di kereta yg berjalan. Two thumbs up buat Museum Angkut. Alur yg ada seakan membawa kita berkeliling global tanpa jetlag.
![]() |
Stasiun kota, dengan arsitek orang Belanda kelahiran Tulungagung. |
Tips mengunjungi Museum Angkut:
1. Datanglah pada siang menuju sore hari sehingga nir terlalu panas waktu berada pada area indoor. Kami sengaja tiba jam 3 sore supaya dapat melihat lampu-lampu & pula suasana senja hari pada sana.
2. Di museum ini, alat foto selain handphone dikenakan porto sebanyak Rp 30.000,00. Oleh karena itu, bila memang ingin memfoto dengan memakai kamera, apalagi bagi penggemar fotografi, siapkan uang tambahan ya, selain tiket masuk. Sedangkan bunda-bunda seperti aku yg sudah relatif puas memfoto dengan handphone, walau output handphone tidak sebagus kamera, tinggalkanlah kamera di loka penginapan. Karena nanti akan diperiksa, jadi daripada repot menitipkan ini itu, lebih baik sekalian ditinggal.
3. Jangan lupa cek terlebih dahulu pada website resmi apakah terdapat promo. Seperti kami kemarin, terdapat promo boarding pass Citilink. Lumayan kan bisa rabat 20%.
4. Lantaran terletak pada lereng gunung, jika sudah sore itu anginnya kencang sekali. Lebih baik membawa jaket, jaga-jaga gitu loh.
Lima. Museum Angkut menyediakan beberapa pertunjukkam pada setiap zona. Apabila memang sempat, dapat jua melihat pertunjukkan-pertunjukkan tersebut.
6. Di akhir kunjungan, mampirlah buat makan pada Pasar Apung Nusantara. Malah jika sempat, dapat berkeliling pasar Apung menggunakan menggunakan perahu.
Museum Angkut
Website: www.museumangkut.com
Alamat: Jl. Terusan Sultan Agung No. 2 Batu, Jawa Timur
Telp: 0341-595007
Jam operasional: 12.00 - 20.00
HTM:
- Rp 60.000,00 (Senin - Kamis)
- Rp 80.000,00 (Jumat - Minggu, Hari libur nasional)
Tambahan:
- kamera selain smartphone: Rp 30.000,00
- Runway 27: Rp 10.000,00
No comments:
Post a Comment