Naik MRT di Jakarta!!

Sejak akhir bulan Maret kemarin, masyarakat Jakarta lagi mengalami yg namanya norak. Norak apaan sih? Norak naik MRT. Setelah sebelumnya mengalami stagnasi lantaran proses pembangunan MRT fase 1, akhirnya MRT fase 1 ini terselesaikan. Kalau dahulu planning pembangunan MRT hanya sekedar rencana, tanpa realisasi yang kentara, tetapi semenjak 10 Oktober 2014 rakyat Jakarta mulai melihat titik jelas dari pembangunan MRT ini.

Informasi mengenai MRT.

Sejak diresmikan dalam 24 Maret 2019, banyak warga yg antusias untuk menjajal MRT ini, apalagi perdeo. Hanya sayangnya semua terlihat berantakan karena poly masyarakat yang nir memahami bagaimana caranya bertingkah laris ketika naik kendaraan umum. Kami pun menunda buat menjajal, demi keamanan & ketenangan.

Akhirnya awal bulan ini, kami bersama-sama teman-teman homeschooler yang lain menjajal MRT Jakarta. Kami pun mengambil titik awal dari stasiun Bundaran HI dan akan berhenti di stasiun Lebak Bulus, biar terasa naik MRT. Untuk titik bertemunya, kami memilih bertemu di Plaza Indonesia, supaya adem dan bisa mampir ke pameran Laut Kita.

Menggiring bocah.

Setelah semua kumpul, kami beserta-sama berjalan ke pintu B yang di dekat kedutaan Jepang. Menurut sahabat yang sudah acapkali memakai MRT, jika berjalan beserta anak-anak kecil, terutama dibawah 6 tahun, lebih baik masuk berdasarkan pintu di dekat kedutaan karena terdapat eskalator & lift buat turun. Sedangkan pada pintu A yang dekat menggunakan Plaza Indonesia hanya ada eskalator naik dan turun memakai tangga yang relatif curam.

Tangga turun pada Pintu A. Curam sekali bukan.

Sama seperti MRT di negara lain, untuk menggunakan MRT di Jakarta dibutuhkan satu kartu per satu orang, tidak bisa satu kartu untuk sekeluarga. Kartu yang dapat digunakan adalah Flazz BCA, E-Money Mandiri, TapCash, Brizzi, dan Jakcard. Jika tidak punya kartu pun dapat membeli kartu lepasan yang disebut kartu single trip. Harga kartu single trip tersebut Rp 15.000,00 dan dapat di-refund saat selesai naik. Tarif maksimal dalam line ini adalah Rp 14.000,00 saja (HI-Lebak Bulus). Saat kami pergi MRT Jakarta masih memberikan diskon 50% sehingga kami hanya membayar Rp 7.000,00 saja.

Kartu-kartu yang dapat digunakan.

Tempat pembelian kartu.

Untuk saat ini, di Jakarta belum ada tarif khusus anak atau pelajar atau lansia. Setiap anak yang tingginya diatas 90 cm harus membayar tarif full. Yang harus diperhatikan adalah card reader-nya agak lama membaca kartu. Hal ini dapat membuat antrian yang lumayan jika ada banyak orang yang mau naik MRT. Disarankan sih untuk membawa beberapa kartu E-Money, untuk jaga-jaga kalau kartu yang dipakai tidak dapat dibaca.

Tap kartu dulu ya.

Kalau mau isi ulang bisa di sini.

Karena stasiun Bundaran HI merupakan stasiun ujung dalam fase 1, maka kami pun langsung naik ke dalam kereta yang diberi nama Ratangga ini. Kata ratangga berasal dari bahasa Jawa kuno yang berarti kereta. Sampai saat ini ada 16 kereta yang beroperasi dan setiap kereta terdiri dari 6 gerbong.

Muka-muka norak bahagia naik MRT.

Lantaran pada stasiun ujung, jadi masih kosong.

Dari stasiun Bundaran HI, kami akan melewati 11 stasiun & akan berhenti di stasiun ke-12, yaitu Lebak Bulus. Jadi total terdapat 13 stasiun dalam jalur satu ini. Dari stasiun HI hingga Senayan, semuanya berada pada bawah tanah. Namun setelah menurut Senayan, jalurnya berada pada atas.

Tanda stasiun Bundaran HI.
Keren euy....

Sesampainya di stasiun Lebak Bulus, kami harus keluar dulu baru masuk balik ke dalam platform buat menuju Bundaran HI. Berbeda waktu kami naik dari stasiun Bundaran HI, pada stasiun Lebak Bulus ini kami harus melalui inspeksi sekuriti dan pula pemeriksaan tinggi badan untuk anak-anak. Dan mungkin lantaran telah jam istirahat kantor, maka yang naik MRT pun poly.

Pose dulu di Stasiun Lebak Bulus.

Masih banyak kekurangan yang ada di MRT Jakarta. Tetapi ini adalah langkah awal menurut perkembangan kota Jakarta. Asalkan terdapat perawatan yg konsisten, baik dari penumpang juga dari pengelola, pastinya MRT akan permanen terjaga dengan baik.

Antrian saat mau keluar karena banyak kartu yang tidak dapat dibaca oleh mesin di pintu.

Awalnya kami berpikir 30 mnt menuju stasiun Lebak Bulus akan lebih seru buat anak-anak. Ternyata baru pada tengah perjalanan saja beberapa anak bertanya kapan kita turun. Dan waktu sampai di Lebak Bulus pun kami langsung masuk kembali untuk menuju ke stasiun Bundaran HI. Jadi semakin bingunglah anak-anak ini lantaran baru turun, lalu naik lagi.

Adik harus bayar sendiri pula, lantaran sudah diatas 90 centimeter.

Mmm, mungkin lain kali kami berhenti di stasiun Istora yg dekat menggunakan Pacific Place atau pada stasiun Senayan yg dekat menggunakan Plaza Senayan ataupun pada stasiun Blok M yg menyatu dengan Blok M Plaza.

No comments:

Post a Comment

Featured Post

Benteng dan Istana Rajasthan yang Menakjubkan

Rajasthan "Pemandangan Rajasthan dihiasi dengan sejumlah benteng, benteng, benteng, istana dan benteng yang berbicara tentang se...